My Interview with Muslimah Fashtorial- a Muslim fashion blog in Indonesia;)).
GIRL'S POWER
Berkarir Hingga ke Negeri Paman Sam
Muslimahfashtorial - Untuk menuju menjadi seorang foto model Internasional pasti tidaklah mudah. Memerlukan berbagai macam keberanian dan harus mampu menaklukkan tantangan. Mungkin nama anak negeri satu ini masih terdengar asing ditelinga kita, ia adalah Dian Harumi Paramitha, foto model muslimah internasional yang mampu menembus dunia modelling di negeri Paman Sam.
Yuk, kita bincang-bincang dengan wanita yang akrab dipanggil Yeyen ini.
Intan: Assalamu’alaikum Dian, apakabar? Sedang sibuk apa sekarang?
Dian: Waalaikumsalam warrahmatullah. Alhamdulillah kabar saya baik disini. Saat ini sedang mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan dengan sebaik mungkin.
Intan: Bagaimana kamu bisa menjadi seorang foto model muslimah internasional dan penyanyi seperti sekarang di California, Amerika Serikat? Kira-kira sudah berapa lama menggeluti kedua bidang itu? Apakah pihak keluarga setuju kamu menjalani profesi tersebut dan tinggal di negeri orang?
Dian: Sebenarnya sejak tahun 2002 saya sudah menyanyi dan menjadi vokalis band di Surabaya, manggung dari kafe ke kafe dan event to event. Kemudian berlanjut setelah saya kuliah Master of Business of Administration (MBA) di University of Adelaide, saya diminta bergabung untuk menjadi seorang vokalis salah satu band disana.
Begitu juga dengan modelling sudah saya lakukan sewaktu masih di Surabaya. Kemudian, saat awal tinggal di California, saya berjumpa dengan seorang fotografer. Ia meminta saya menjadi modelnya dimana ia mengetahui kalau saya memiliki jam terbang cukup tinggi sebagai model di Surabaya. Alhamdulillah sejak saat itu berbagai tawaran datang. Atas izin dan ridha Allah SWT, saya menjadi foto model muslimah pertama dari Indonesia untuk New York Fashion Week 2012 advertising campaign.
Saya juga menjadi model untuk beberapa designer di New York City dan Los Angeles. Dan bulan Juni 2012, saya diundang sebagai penyanyi bintang tamu dalam salah satu fashion event di Los Angeles. Saya aktif menjadi Model di Amerika Serikat (dalam hal ini foto model muslimah) terhitung sejak Oktober 2011. Jadi, kalau dihitung kurang dari satu tahun. Dan alhamdulillah keluarga saya mendukung untuk melakukan pekerjaan dan kepindahan saya ini.
Saya juga menjadi model untuk beberapa designer di New York City dan Los Angeles. Dan bulan Juni 2012, saya diundang sebagai penyanyi bintang tamu dalam salah satu fashion event di Los Angeles. Saya aktif menjadi Model di Amerika Serikat (dalam hal ini foto model muslimah) terhitung sejak Oktober 2011. Jadi, kalau dihitung kurang dari satu tahun. Dan alhamdulillah keluarga saya mendukung untuk melakukan pekerjaan dan kepindahan saya ini.
Intan: Berat tidak bertahan di kedua profesi tersebut, apalagi di Negara yang persaingannya sangat keras? Apakah selain menjadi seorang foto model dan penyanyi, kamu mempunyai profesi lain?
Dian: Beratnya adalah kapasitas pekerjaan sebagai foto model muslimah. Contohnya, sewaktu saya melakukanphotoshoot di New York City untuk New York Fashion Week 2012. Saat itu sedang musim dingin dan big windy. Suhu di luar minus 5 derajat Celcius, dibawah 0 derajat Celcius. Dan itu membuat badan saya terasa beku. Sedangkan lamanyaphotoshoot bisa dari pagi sampai malam hari. Begitu juga saat saya melakukan photoshoot di San Fransisco Bay Area, pada saat itu sedang musim panas dan photoshootnya di outdoor juga. Jadi amat terasa sekali panas teriknya menyengat kulit.
Untuk menyanyi itu memang hobi saya sejak kecil, jadi saya tidak merasa berat sama sekali. Sebenarnya menyanyi di Amerika Serikat adalah debutan saya sebagai seorang penyanyi solo karena waktu di Surabaya dan Singapura saya menjadi vokalis band. Selain modelling dan menyanyi, setelah saya lulus kuliah MBA dan pindah ke Amerika Serikat, saya bekerja dalam bidang research and business strategy untuk proyek di Jepang, Australia dan Singapura.
Intan: Apa yang menarik disana, sehingga membuatmu betah?
Dian: Yang menarik disini adalah system and principal of equal opportunities. People in United States of America are open-minded, mereka menghargai orang lain dengan background yang berbeda. Sewaktu saya menjadi foto model muslimah di New York City, salah satu desainer yang merupakan klien saya berkata,”Dian, you already make your modelling career in New York City, since you can make it here (New York City) then you can make it anywhere in this whole world”. Dan Subhanallah ternyata itu benar.
Kemudian, job modelling berdatangan dari beberapa desainer di Amerika dan juga dari Eropa. So I’m totally surprised, thrilled and grateful for my modeling and singing career in United States. And the best thing ever happened to me is i can do all of this and still wearing my lovely hijab.
Intan: Soal makanan, mempunyai kendalakah untuk menemui yang halal?
Dian: Karena sebelumnya saya pernah menetap di Singapura dimana makanan halal jumlahnya terbatas, di Amerika Serikat jumlah makanan halal lebih sedikit lagi. Di California, ada beberapa restauran yang menjual makanan halal, tetapi tidak semuanya. Sedihnya adalah sewaktu saya menetap di Singapura restauran seperti Burger King, McDonald bahkan KFC pun tidak halal. Jadi kalau ingin makanan western yang halal, saya harus pergi jauh ke kota lain.
Intan: Karena mayoritas disana penduduknya non muslim, beda budaya dan tradisi, apakah kamu menemui kendala untuk bersosialisasi dan menyesuaikan diri?
Dian: Allahu Akbar, saya tidak menemukan kendala dalam bersosialisasi dengan penduduk asli Amerika Serikat. Hanya saja budayanya memang berbeda. Contohnya, orang Amerika ini taat hukum, istilahnya what have been said by law that will be applied. Yang sering saya ketahui adalah mengenai copyright (hak cipta).
Kalau di Indonesia, orang cuek saja membajak hasil ciptaan orang lain, contohmya seperti membajak CD dan mengkopi buku. Tetapi kalau disini, jika sampai ketahuan berperilaku seperti itu, akan dikenakan denda dan bisa dipenjara. Jadi, sistem hukum di Amerika Serikat memang sangat menghargai hak cipta. Hal-hal seperti ini yang wajib saya ketahui karena sebagai pendatang wajib hukumnya menaati semua peraturan yang ada.
Kalau di Indonesia, orang cuek saja membajak hasil ciptaan orang lain, contohmya seperti membajak CD dan mengkopi buku. Tetapi kalau disini, jika sampai ketahuan berperilaku seperti itu, akan dikenakan denda dan bisa dipenjara. Jadi, sistem hukum di Amerika Serikat memang sangat menghargai hak cipta. Hal-hal seperti ini yang wajib saya ketahui karena sebagai pendatang wajib hukumnya menaati semua peraturan yang ada.
Intan: Bagaimana dulu ceritanya bisa berhijab? Banyak halangankah kamu berhijab di negeri yang notabene penduduknya adalah mayoritas non muslim?
Dian: Saya memakai hijab sejak tahun 2007. Alhamdulillah saya menerima hidayah dari Allah SWT dan membuka hati serta mata saya untuk segera berjilbab karena ini adalah suatu kewajiban bagi seorang muslimah.
Halangan berjilbab selama tinggal di negeri yang mayoritas non-muslim ada. Pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika saya menetap di Singapura. Saya mendapatkan tawaran pekerjaan di salah satu resort di Singapura dengan syarat saya harus melepas jilbab saya ketika saya bekerja. Well, of course I felt so offended. Tanpa berpikir dua kali saya menolak tawaran pekerjaan tersebut.
Dan ketika saya pergi ke Beijing, China, karena mengikuti suami yang sedang menjadi salah satu pembicara dalamWorld-Web Congress. Kemudian, kami diundang ke Great Hall of People yang merupakan gedung ekslusif dan digunakan untuk badan legislatif dan tempat untuk acara-acara penting pemerintah Cina.
Sewaktu memasuki pintunya, saya sudah merasa ada perasaan tidak nyaman karena semua petugas polisi dan protocol staff memandang saya dari atas sampai bawah karena saya satu-satunya wanita yang menggunakan jilbab. Dan insting saya terbukti, saat akan masuk ke ruang makan, saya diberhentikan oleh beberapa petugas polisi dan mereka memeriksa saya.
Jadi, dari seluruh undangan yang semuanya bisa berjalan di sisi kanan (melewati metal detector), hanya saya saja yang harus melewati pintu khusus dan diperiksa disana. Walaupun begitu, petugas polisinya tetap sopan dan saya meminta hanya diperiksa oleh petugas polisi yang wanita saja. Kemudian, tiga orang petugas polisi wanita tersebut memeriksa saya, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bahkan, mereka memeriksa dengan seksama peniti saya, jilbab saya, sampai bros bunga yang saya kenakan. And that’s really an awkward moment for me.
Jadi, dari seluruh undangan yang semuanya bisa berjalan di sisi kanan (melewati metal detector), hanya saya saja yang harus melewati pintu khusus dan diperiksa disana. Walaupun begitu, petugas polisinya tetap sopan dan saya meminta hanya diperiksa oleh petugas polisi yang wanita saja. Kemudian, tiga orang petugas polisi wanita tersebut memeriksa saya, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bahkan, mereka memeriksa dengan seksama peniti saya, jilbab saya, sampai bros bunga yang saya kenakan. And that’s really an awkward moment for me.
Saya merasa dicurigai membawa hal-hal yang membahayakan nyawa semua orang yang ada disitu. Selesai pemeriksaan, barulah saya diantar petugas tersebut ke ruang makan. Semua undangan yang hadir langsung terdiam dan menatap saya, it seems i’ve done something wrong, sampai harus diperiksa dan suami saya terlihat khawatir sekali.
Intan: Pernahkah punya pengalaman religi yang bikin kamu sampai tidak bisa lupakan?
Dian: Ada. Sebenarnya ini berkaitan dengan keputusan saya memakai hijab. Pada suatu malam, saya bermimpi ada di gurun pasir yang amat sangat panas, sampai rasanya seluruh cairan tubuh hilang. Kemudian, gurun tersebut berubah penuh dengan angin super dingin. Dalam mimpi itu saya berpikir mungkin ini saat-saat terakhir saya. Yang bisa saya lakukan saat itu adalah membaca semua surat Al Qur’an yang saya hafal, sembari memohon ampun. Kemudian, ada seorang bapak memakai baju putih lengkap dengan sorban putih, wajahnya tidak kelihatan.
Tiba-tiba beliau menyematkan kain putih panjang ke saya dari ujung rambut sampai bawah. Dan rasa panas itu pun hilang berganti rasa sejuk luarbiasa sampai tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dan dia berkata, "Nah begini kan cantik". Detik itu juga saya terbangun. Perasaan menjadi bingung dan ling-lung. Kemudian saya cepat-cepat berdoa dan sujud syukur sambil menangis. Saya kira tadi itu sudah waktunya saya untuk kembali, it's like Allah SWT giving me a second chance.
Alhamdulillah, hari itu juga, saya berikrar untuk menggunakan jilbab, tak peduli apapun yang terjadi. Padahal, saya cuma punya sedikit jilbab, tapi tak masalah yang penting adalah menjalankan perintah Allah SWT terlebih dahulu dengan menggunakan jilbab.
Intan: Sebelum sukses seperti sekarang ini, dulu pernah tidak mengalami masa-masa sulit? Dan bagaimana kamu dapat keluar dari situasi tersebut?
Dian: Pertanyaan ini berkaitan dengan pengalaman religi saya di atas. Setelah saya memakai jilbab, otomatis saya meninggalkan karir saya di Surabaya sebagai model, vokalis band dan presenter televisi. Mengapa? Karena pada saat itu belum booming untuk “trend berhijab” Jadi belum ada pihak yang menerima model, presenter televisi dan penyanyi yang memakai hijab.
Awal-awalnya sedih, karena ketiga bidang itu adalah dunia saya sejak lama. Praktis, kegiatan saya setelah mengenakan jilbab adalah menimba ilmu agama sebanyak mungkin. Saya mengikuti ESQ, kajian Al-Qur’an, tafsir, melancarkan bacaan Al Qur’an dan lain sebagainya. Kesemuanya ini semakin membuat hati saya lebih tentram dan untuk mengusir rasa “kangen” dengan kegiatan modelling, menyanyi dan presenter. Sepanjang hidup saya jika saya mendapatkan ujian berat, saya selalu kembalikan lagi kepada Allah SWT, karena hanyalah Allah SWT satu-satunya Raja dan Penolong juga Maha Pengasih di hati saya.
Intan: Menurutmu, apa benar, kalo seorang muslimah yang berhijab, susah untuk berkarir, apalagi di Negara superpower yang persaingannya keras?
Dian: Negara Superpower seperti Amerika Serikat ya? Menurut saya dengan berhijab tidak ada masalah yang berarti disini. Justru saya mendapatkan kembali karir modelling dan menyanyi di Amerika Serikat ini. Persaingan keras bukan karena berhijab, tapi justru pada skill and knowledge. Kalau seseorang memliki skill dan knowledge yang bagus, dimanapun dia berada Insya Allah bisa berkarir dengan baik. Hal ini berlaku bagi siapa saja. Dan, saya percaya pada takdir Allah SWT. Semua akan terjadi menurut kehendak Allah SWT dan itu adalah yang terbaik pada saat yang terbaik pula. Man Jadda Wa Jadda. Amiin.
Intan: Bagaimana pandanganmu, jika seorang muslimah terjun kedalam dunia politik dan menjadi pemimpin? Sedangkan dalam Islam itu seorang wanita tidak boleh menjadi seorang pemimpin negara?
Dian: Menurut agama Islam, seorang wanita memang tidak boleh menjadi pemimpin karena tanggung jawab utama dari wanita adalah sebagai istri dan ibu. Tetapi, seorang wanita yang terjun dalam dunia politik bisa memberikan sumbangsih yang berarti tanpa dengan tetap menjalankan kewajiban utamanya (sebagai istri dan seorang ibu). Misalkan, dengan menjadi Menteri Pendidikan yang bisa merubah sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, dengan memberikan anggaran dana pendidikan yang lebih besar sehingga pendidikan bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Intan: Apa saja tipsnya agar seorang muslimah berhijab bisa tetap berkarir dan selalu eksis di dunia entertain yang persaingannya berat, apalagi di Negara besar?
Dian: I do believe knowledge is a powerful tool to change the world which you’re living in.Tips dari saya adalah banyak-banyak berdoa dan mendekat kepada Allah SWT serta meningkatkan skill plus knowledge dalam diri setiap muslimah. Jangan takut pada persaingan karena justru persaingan itu akan mengasah kualitas kepribadian. Dan kembali lagi, dasar agama haruslah kuat terlebih lagi jika bermukim di Amerika Serikat yang menganut secular state.
Di Amerika Serikat, quality does matter and for those who have the capability and distinct quality, they have bigger opportunity to win. Jadi, jangan pernah berhenti untuk memperkaya diri sendiri dengan menggali ilmu sebanyak-banyaknya baik ilmu keagamaan dan lain sebagainya.
Intan: Apakah kamu ada keinginan untuk merambah kedunia akting?
Dian: I love watching movies. Tapi, untuk sekarang ini saya mau fokus bekerja untuk mengamalkan ilmu MBA saya agar bisa berguna bagi orang banyak. Untuk acting, saya serahkan kepada Allah SWT jika nanti memang akan diberikan rezeki di bidang ini. Who knows, right?!
Intan: Adakah keinginan untuk melanjutkan karir di Indonesia?
Dian: Iya, Insya Allah tahun ini saya akan berlibur di Indonesia untuk beberapa bulan. Saya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan muslim desainer Indonesia.
Intan: Memasuki bulan Ramadhan pernah tidak menemui kesulitan menjalankannya disana?
Dian: Kesulitan yang berarti tidak, hanya saja waktu puasanya lebih lama. Subuhnya pukul 4.30 am dan maghrib pukul 8.32 am. Kebetulan tahun kemarin dan tahun ini, bulan Ramadhan tepat pada musim panas dan lebih terasa kering saja, karena humidity degree disini sangat rendah. Dan kalau di California, jumlah masjidnya terbatas, bahkan sedikit sekali, jadi harus menyetir jauh ke masjid.
Intan: Sejauh ini, apa cita-citamu yang belum tercapai dan benar-benar ingin kamu wujudkan?
Dian: My ultimate goal adalah meninggal dan masuk surga, Amiin. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, saya bercita-cita menjadi istri yang terbaik bagi suami saya dan ibu yg terbaik bagi anak saya. Selain itu, saya ingin menjadi pendidik yang berakhlakul karimah untuk anak saya.
Untuk cita-cita pribadi, Insya Allah saya akan membuka perusahaan sendiri di bidang consulting management, membuka clothing line, restaurant dan membangun universitas berskala internasional serta gratis bagi mahasiswa kurang mampu yang berprestasi dan untuk mereka yang memiliki semangat juang tinggi dalam menimba pendidikan. Insya Allah, semua usaha ini akan mengacu pada Fundamental Principal of Shariah Economy.
Untuk cita-cita pribadi, Insya Allah saya akan membuka perusahaan sendiri di bidang consulting management, membuka clothing line, restaurant dan membangun universitas berskala internasional serta gratis bagi mahasiswa kurang mampu yang berprestasi dan untuk mereka yang memiliki semangat juang tinggi dalam menimba pendidikan. Insya Allah, semua usaha ini akan mengacu pada Fundamental Principal of Shariah Economy.
Biografi
Education:
- Edith Cowan University
Master of Business Administration
Major in Suplly Chain and Business Management, Minor in Public Relations
- University of Adelaide
Master of Business Administration
Major in Marketing and Leadership Management 2008-2010
- Widya Mandala Catholic University
Bachelor of Economy Major in Accounting 2002-2006
Scholarship and Achievements:
2006:
- Winner of "Indonesia National Talent search" in Presenter Category, Jakarta-Indonesia.
- The best 10 of "Pantene Searching for a star" conducted by Trans TV Indonesia, Jakarta-
Indonesia
- Second Runner-Up Radio Announcer of "Colors Radio Broadcast Competition" in Surabaya.
- The Best Model for Bridal Modeling of Surabaya-Indonesia.
2005:
- Winner of Miss Campus of East-Java conducted by Indosat Tbk and Jawa Pos – Surabaya,
Indonesia.
- Spoke person for 3G-IM3 for East Java area by Indosat Tbk, Indonesia.
- The Most Favorite Presenter by Viewer Choice at SBO TV, Surabaya-Indonesia.
- The Most Stunning Model for Ethnic and Glam Modeling Competition conducted by Hugo’s
Café and Sheraton Hotel, Surabaya – Indonesia
- The Best Vocalist for Music Harmony Band Competition conducted by Cangkir Café,
Surabaya-Indonesia.
- The Face Model of D’Blitz Photo Studio, Surabaya-Indonesia.
2003:
- First Runner-Up for McDonald VJ conducted by McDonald Indonesia and Trans TV, Jakarta
Indonesia.
- The Best Vocalist of Djarum Band Festival conducted by Djarum, Surabaya-Indonesia.
2002:
-Awarded First Class scholarship from Asia Pacific University-Beppu, Oita-Japan for outstanding student from South East Asia.
Work Experiences:
2008:
- McKinsey and Co,Singapore
- Business Researcher
2007:
- DGI Pte.Ltd, Surabaya - Indonesia
- Supply Chain and Logistics Officer
2006:
- Novotel Hotel and Suites, Surabaya-Indonesia
- Public Relations Officer
2005-2007:
- JTV TV Presenter
- TV Presenter
(Intan/muslimahfashtorial)
Comments
Post a Comment